Jendral Tua dan Bibir Manis Merah Jambu
Oleh: Idral Mahdi
Tinggi tegap, rambut cepak, dan tampang
yang mempesona. Jas seharga ratusan juta turut menambah kewibawaannya sebagai
seorang yang dinomor satukan di negeri yang katanya akan dijadikan negeri gemah
ripah loh jinawi. Rakyatnya memberi singkatan tiga huruf untuk namanya.
Beliau tak pernah gentar dengan tudingan ‘banci’ dari para kaum yang tidak
pernah terpesona akan senyumnya. Beliau membalas dengan sedikit pidato di layar
televisi “Ini negara demokrasi, setiap orang bebas menyampaikan pendapatnya.
Yang terpenting menggunakan etika dan moral”, tuturnya di mimbar yang cukup
megah itu dan tak lupa bibir manis merah jambunya menebarkan senyum sumringah.
Beliau cukup handal dalam beretorika guna menepis
dan menghindar dari tudingan yang terus menhantamnya dari berbagai sudut,
mungkin Chris John sang juara tinju dunia pun masih kalah kelas dengan beliau
dalam hal mengelak dari hantaman lawan tarungnya. Bapak negeri ini juga sangat
suka melantunkan lagu, sebab seratus hari program kerjanya beliau berhasil
menciptakan sebuah lagu. Lengkap sudah keahliannya dan kehebatannya.
Enam tahun sudah jendral tua ini memimpin
sebuah perahu yang menampung ratusan juta manusia dan juga berbagai jenis
kekayaan alam yang melimpah ruah. Di atas perahu ini juga beliau sering berpose
di muka jepretan kamera jurnalis dengan pemimpin dari Negara sehabat, dan acap
kali para penumpang perahu tersebut menahan lapar karena jendrla yang memimpin perahu itu terlalu sibuk
untuk menebarkan seyum manis merah jambunya itu, sehingga dia lupa untuk
melayani dan memanjakan para penumpang perahunya.
Beliau termasuk pria yang penyabar dan
pemaaf, itu terbukti dari sikap beliau terhadap Negara tetangga yang secara
terang-terang merampas, membunuh, dan memperkosa bumi yang kaya raya ini. Dengan
santun dan wibawa beliau kembali beretorika di media. Begini katanya “Kita akan
menyelesaikan semua masalah dengan Negara tetangga secara jalur diplomatis. Karena
jalur perang akan sangat beresiko,” kicaunya di mimbar. Ada juga kisah yang
membuktikan bahwa beliau adalah jendral yang cinta damai. Ketika kapal Negara dibajak
oleh perompak laut Somalia, dan para perompak meminta tebusan yang sangat
besar. Dengan sigap pun beliau memberikan tebusan kepada para perompak. Dengan meninggalkan
kisah kemandulan para tentara yang katanya dibentuk untuk membela kedaulatan Negara.
Orang nomor satu ini juga terkenal sangat
baik hati dengan Negara luar, terbukti dari seringnya beliau memberikan
keringat rakyatnya kepada Negara luar untuk diperah, dan kebaikan beliau pun
bukan hanya kepada Negara tetangga saja tetapi kebaikan beliau juga
diterapkannya kepada rekan kerja seperjuangannya, terbukti dari cara beliau
berbagi hasil keuntungan yang didapatkan dari berbagai proyek pemuasan.
Kini jendral tua ini mulai galau sebab
terlalu banyak ular, kadal, dan tikus yang mejilat ketiaknya. Sehingga beliau
sudah tak mampu lagi menciptakan lagu baru untuk menghibur dirinya sendiri. Paras
tampanya mulai pudar oleh kebisuannya. Ketuaannya membuat dia tak mampu
mengatakan ganyang kepada siapa pun yang telah menodai pertiwi, dan bibir manis
merah jambunya tidak sumringah lagi karena telah membuat banyak rakyat yang
kecewa.
Sudahlah jendral
turunlah dari kursi goyang istana itu
sebab serigala buas
selalu ingin mencabik daging kerbau tua
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar