Rabu, 07 Desember 2011

Jendral Tua dan Bibir Manis Merah Jambu


Jendral Tua dan Bibir Manis Merah Jambu
Oleh: Idral Mahdi

Tinggi tegap, rambut cepak, dan tampang yang mempesona. Jas seharga ratusan juta turut menambah kewibawaannya sebagai seorang yang dinomor satukan di negeri yang katanya akan dijadikan negeri gemah ripah loh jinawi. Rakyatnya memberi singkatan tiga huruf untuk namanya. Beliau tak pernah gentar dengan tudingan ‘banci’ dari para kaum yang tidak pernah terpesona akan senyumnya. Beliau membalas dengan sedikit pidato di layar televisi “Ini negara demokrasi, setiap orang bebas menyampaikan pendapatnya. Yang terpenting menggunakan etika dan moral”, tuturnya di mimbar yang cukup megah itu dan tak lupa bibir manis merah jambunya menebarkan senyum sumringah.

Beliau cukup handal dalam beretorika guna menepis dan menghindar dari tudingan yang terus menhantamnya dari berbagai sudut, mungkin Chris John sang juara tinju dunia pun masih kalah kelas dengan beliau dalam hal mengelak dari hantaman lawan tarungnya. Bapak negeri ini juga sangat suka melantunkan lagu, sebab seratus hari program kerjanya beliau berhasil menciptakan sebuah lagu. Lengkap sudah keahliannya dan kehebatannya. 

Enam tahun sudah jendral tua ini memimpin sebuah perahu yang menampung ratusan juta manusia dan juga berbagai jenis kekayaan alam yang melimpah ruah. Di atas perahu ini juga beliau sering berpose di muka jepretan kamera jurnalis dengan pemimpin dari Negara sehabat, dan acap kali para penumpang perahu tersebut menahan lapar karena  jendrla yang memimpin perahu itu terlalu sibuk untuk menebarkan seyum manis merah jambunya itu, sehingga dia lupa untuk melayani dan memanjakan para penumpang perahunya.

Beliau termasuk pria yang penyabar dan pemaaf, itu terbukti dari sikap beliau terhadap Negara tetangga yang secara terang-terang merampas, membunuh, dan memperkosa bumi yang kaya raya ini. Dengan santun dan wibawa beliau kembali beretorika di media. Begini katanya “Kita akan menyelesaikan semua masalah dengan Negara tetangga secara jalur diplomatis. Karena jalur perang akan sangat beresiko,” kicaunya di mimbar. Ada juga kisah yang membuktikan bahwa beliau adalah jendral yang cinta damai. Ketika kapal Negara dibajak oleh perompak laut Somalia, dan para perompak meminta tebusan yang sangat besar. Dengan sigap pun beliau memberikan tebusan kepada para perompak. Dengan meninggalkan kisah kemandulan para tentara yang katanya dibentuk untuk membela kedaulatan Negara.

Orang nomor satu ini juga terkenal sangat baik hati dengan Negara luar, terbukti dari seringnya beliau memberikan keringat rakyatnya kepada Negara luar untuk diperah, dan kebaikan beliau pun bukan hanya kepada Negara tetangga saja tetapi kebaikan beliau juga diterapkannya kepada rekan kerja seperjuangannya, terbukti dari cara beliau berbagi hasil keuntungan yang didapatkan dari berbagai proyek pemuasan.

Kini jendral tua ini mulai galau sebab terlalu banyak ular, kadal, dan tikus yang mejilat ketiaknya. Sehingga beliau sudah tak mampu lagi menciptakan lagu baru untuk menghibur dirinya sendiri. Paras tampanya mulai pudar oleh kebisuannya. Ketuaannya membuat dia tak mampu mengatakan ganyang kepada siapa pun yang telah menodai pertiwi, dan bibir manis merah jambunya tidak sumringah lagi karena telah membuat banyak rakyat yang kecewa. 

Sudahlah jendral
turunlah dari kursi goyang istana itu
sebab serigala buas
selalu ingin mencabik daging kerbau tua
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar