Amnesia Jurus Pamungkas Penghancur Bangsa
Oleh: Idral Mahdi
Amnesia atau yang biasa disebut dengan
penyakit lupa ingatan sepertinya selalu menjadi alasan alternatif bagi para
tersangka koruptor, untuk menunda-nunda tugas KPK dalam melakukan penyidikan
lebih lanjut atas kasus korupsi yang dilakukakn oleh para birokrat. Kini amnesia
telah menjadi jurus pamungkas untuk terus menghancurkan bangsa tercinta ini.
Nazarudin yang melakukan pelarian ke
Kamboja dan di sbuah Hotel Kamboja dia membeberkan nama-nama pejabat-pejabat
Negara yang juga terlibat dalam kongkalingkong untuk mencuri uang Negara yang
dianggarkan untuk proyek wisma atlet. Tentunya masyrakat Indonesia dikejutkan
dengan keberanian Nazrudin dalam bernyanyi. Tidak tanggun-tanggung nama anak
orang nomor satu di negeri ini Ibas juga ikut menjadi daftar nyanyian
Nazarudin.
Sepulangnya Nazarudin ke Indonesia, KPK
segara melakukan penyidikan atas nyanyian Nazarudin yang direkamnya. Entah
mengapa Nazarudin mendadak lupa ingatan atas celotehnya, dia mengaku tidak
ingat apa-apa atas apa yang dikataknnya. Di hadapan para jurnalis, dengan wajah
pucat yang mengisyaratkan ketakutan besar, Nazarudin berkata tidak ingat lagi
nama-nama yang pernah dibeberkannya itu, dia juga meminta kepada presiden untuk
melindungi keluarganya dan dia rela dihukum seberat-beratnya asalkan
keselamatan keluarganya dijamin oleh Negara. Nazarudin seperti mendapatkan
ancaman, selama dalam tahanan dia mengal;ami depresi.
Dari Kamboja kita menyebrang ke Thailand,
tempat Nunun Nurbaeti berseliweran. Seperti sudah menjadi trend bagi ibu-ibu
pejabat untuk berbelanja ria di Negara seberang. Tersangka kasus korupsi ini
tertangkap oleh kepolisian Thailand. Setelah pulang ke Indonesia Nunun meniru
aksi Nazarudin, ya, amnesia. Lagi-lagi amnesia menjadi senjata pamungkas para
tersangka koruptor. Nunun mengaku tidak ingat apa-apa tentang kasus yang
menimpa dirinya. Bukan hanya amnesia yang menimpanya, Nunun juga mendadak
pingsan ketika diperiksa oleh KPK.
Istri mantan orang nomor dua di kepolisian
Republik Indonesia ini terlihat rapuh di hadapam kamera para jurnalis. Dia
mencoba menutupi apa yang ingin diketahui oleh rakyat Indonesia tentang siapa
saja maling yang terlibat dalam kasus cek pelawat ututk menaikan Deputi
Gurbenur BI. Lagi, masyarakat harus kecewa ketika kasus besar tertunda oleh
sebuah penyakit amnesia.
Tidak lama kemudian Masyarakat Indonesia
dikejutkan dengan keberanian Wa Ode Nurhayati. Anggota Badan anggaran DPR ini
diduga menjadi tersangka kasus
pembahasan anggaran dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID)
tahun 2011. Wa Ode diduga menerima uang terkait proyek itu. Anggota DPR yang berkerja di divisi badan
anggaran ini berani membongkar kasuss calo dan mafia yang terjadi di badan
anggaran DPR. Wa Ode menyebutkan beberpa nama yang menurutnya terlibat dalam kasus-kasus
tersebut. Semoga saja Wa Ode tidak ikut-ikutan terkena penyakit amnesia dalam keberaniannya
mengungkapkan kebenaran.
Sepertinya gedung aspirasi rakyat itu terdapat
banyak virus penyakit, terutama penyakit lupa ingatan. Dan entah mengapa virus
tersebut selalu aktif ketika para birokrat tersebut singgah ke gedung KPK. Entah
itu menjadi saksi atau tersangka. Para penopang
aspirasi rakyat tersebut yang sebelumnya sehat bahkan sempat jalan-jalan ke
luar negeri, mendadak jatuh sakit ketika kembali ke Indonesia dan mampir ke gedung KPK.
Ternyata bukan hanya penghuni gedung
aspirasi saja yang mengalami amnesia, tetapi banyak kasus yang juga mengalami
amnesia di Negara ini. Kasus Century yang diduga melibatkan wakil presiden
Budiyono dan mantan menteri keuangan
Srimuliyani ini entah sengaja dilupakan
atau memang penyakit amnesia mampu menjagkit kasus-kasus yang ada di negeri
ini? Korban orang hilang era orde baru dan kasus pembunhan aktivis HAM Munir
juga terkena penyakit tersebut.
Petinggi-petinggi negeri ini yang terkena
penyakit amnesia sepertinya sudah terbiasa dengan penyakit itu. Padahal sudah
banyak aksi massa yang mencoba untuk menyembuhkan mereka dari amnesia. Tetapi
mereka membalas dengan duduk tenang di singgasan mereka. Terbukti dengan
sibuknya presiden berjumpa dengan Negara-negara sahabat, sementara ada rakyatnya
yang membakar dirinya sendiri akibat dikecewakan oleh orang nomor satu di
Negara ini.
Sondang hanya ingin mengingatkan kepada
bapak negeri ini, bahwa seluruh saudaranya kecewa dengan kepemimpinannya. Dan
bukan hanya Sondang Hutagalung yang telah mengigatkan kepada presiden RI
tersebut. Masih banyak kasus di Negara ini yang tewas bunuh diri akibat tidak tahan
hidup keras di negaranya sendiri. Diliit hutang, hidup miskin, dan kesengsaraan
yang mereka alamilah yang memutuskan mereka untuk mengakhiri hidup dengan bunuh
diri.
Sepertinya penyakit amnesia memang sengaja
dijadikan senjata pemungkas bagi mereka untuk menghancurkan Negara tercinta
ini. Penyakit yang sudah menimbulkan penyakit baru bagi masyarakat. Penyakit
yang timbul pada masyarakat sangat berbahaya dibandingkan dengan berbagi macam
penyakit fisik lainnya. Nama penyakit yang telah menimpa masyarakat Indonesia dewasa
ini adalah krisis kepercayaan. Masyarakat sudah muak dengan retorika-retorika
yang sangat sulit dipercaya.
Atau memang penyakit amnesia tidak mampu disembuhkan
dengan terjadinya berbagai kisah yang menimpa rakyat Indonesia? Sengketa lahan,
pembantaian manusia, pembantaian Orangutan, Negara baru yang ingin didirikan di
tanaha Papua, bencana alam, bunuh diri karena miskin, TKI yang dihukum mati,
korupsi di rumah sendiri, pembalakan hutan, dan masih banyak lagi. Apakah semua
itu tak mampu mengingatkan mereka tentang sumpah serapah mereka ketika
dilantik? Atau memang penyakit tersebut
harus dibasmi dengan cara melakukan aksi secara sporadis dan anarkis lagi
seperti yang pernah terjadi di Negara kita?
Negara ini sudah terlalu tua untuk terus
disiksa. Alam yang melimpah ruah, senyum manis penduduk desa, dan fauna yang
rimbun nan elok sudah merasa lelah karena terus menerus dijadikan korban
kerakusan manusia yang dipercaya oleh rakyatnya untuk menjadi pemimpin di atas negeri
ini. Bukan bertindak sebagai pelindung, tetapi mereka malah bertindak sebagai mafia
kelas kakap.
Hanya kebenaran dan kedamaiaan yang
diinginkan rakyat Indonesia. Hidup dengan senyuman, saling menghargai tanpa
adanya perseteruan yang mampu merugikan bangsa, tanpa adanya kongkalingkong di
gedung aspirasi rakyat Indonesia, adanya tanah dan rumah yang layak untuk
rakyat, tidak ada lagi bakar diri karena kecewa dengan presidannya, tidak
adanya kelaparan, hidup sehat, dan pintar. Karena bangsa ini dibesarkan oleh
orang-orang besar yang telah lebih dahulu berjuang dangan segala pengorbanannya.
Para pejuang berani berkorban karena mereka selalu ingat anak dan cucu mereka
yang harus hidup tenang dan merdeka nantinya, dan para pahlawan tersebut tidak
pernah mengalami amnesia..
Ya, maling tetaplah maling tidak perlu
disebut koruptor. Mereka harus di hanguskan dari tanah tercinta ini. Kalau
memang harus ada peluru artileri untuk menyembuhkan penyakit berbahaya itu,
kenapa tidak digunakan saja? Kalau mereka punya penyakit yang menjadi jurus
pamungkas untuk menghancurkan bangsa ini. Maka rakyat yang mencintai negeri ini
juga punya jurus pamungkas untuk mereka yang menggunakan amnesia sebagai
senjata pamungkasnya. Revolusilah yang akan menjadi senjata pamungkas kami utuk
meruntuhkan kursi goyang yang berada di istana dan di gedung tempat
bersemayamnya para maling itu. Karena Bunda Pertiwi sudah terlalu letih untuk
menahan rintih.